Saturday, July 28, 2007

Travel Warning Australia Menyakitkan Indonesia

Semarang (ANTARA News) - Travel warning Australia benar-benar menyakitkan Indonesia, padahal Australia adalah negara sahabat, namun kenyataannya negeri itu bukan sahabat Indonesia, kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo, di Semarang, Senin.

Sebelum bertolak ke Jakarta, Tjahjo mengatakan opini yang dikeluarkan oleh Negeri Kanguru itu menunjukkan bahwa Australia bukan sahabat Indonesia, dan opini itu secara tak langsung menunjukkan bahwa negeri itu (Australia) merasa terancam dengan Indonesia.

"Melihat kenyataan itu, sekarang bagi Indonesia harus menjadikan Australia sebagai ancaman positif," katanya.

Menurut dia, indikasi berbagai kasus telah terjadi antara lain jaringan narkoba, nelayan indonesia yang tersesat saja ditangkap, bahkan Gubernur DKI Jakarta juga pernah kecewa pada saat berkunjung ke Australia serta lepasnya Timor Timur juga tak lepas dari peranan Australia.

Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Indonesia harus berani bersikap "siapa lawan siapa kawan" secara terbuka. Indonesia juga harus berani melarang kapal-kapal Australia yang melalui selat di Nusa Tenggara Timur.

Bahkan, kata Tjahjo, secara terbuka Indonesia harus bersikap melarang pula kapal-kapal Australia yang melewati seluruh perairan wilayah Indonesia tanpa kecuali.

Pemerintahan saat ini harus menunjukkan sikap tegas bahwa negara Indonesia adalah negara besar yang berdaulat, secara ekonomi juga tidak menunjukkan pertambahan dari sisi perdagangan kedua negara tersebut.

Untuk itu, ia berharap Pemerintah Indonesia harus benar-benar menunjukkan sikap tegas bahwa Australia sebagai ancaman.

"Selain itu, komitmen politik harus ditegakkan bahwa semua bangsa harus menjaga keutuhan negerinya, termasuk Indonesia tetap menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila sebagai dasar ideologinya," demikian Tjahjo Kumolo. (*)

No comments: